Oleh: Mas Iwan
Cinta merupakan salah satu anugerah terindah dari Alloh kepada hambaNya. Cinta memang susah
dilukiskan, tak dapat diungkapkan namun kehadirannya dapat dirasakan oleh
setiap orang. Tabiat seseorang yang mencintai adalah melakukan segala hal demi
membahagiakan orang yang dicintainya tersebut, dan sebaliknya ia akan
senantiasa menjauhi hal-hal yang dibenci oleh orang yang dicintainya.
Dalam Islam, Rosululloh mengajarkan kita untuk mencintai beliau
melebihi diri kita sendiri. Dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan, bahwa Umar
bin Khathab berkata kepada Nabi :
لأَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ
مِنْ نَفْسِيْ . فَقَالَ : لاَ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ
إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ . فَقَالَ : لَهُ عُمَرُ : فَإِنَّكَ اْلآنَ أَحَبُّ إِلَيَّ
مِنْ نَفْسِيْ . فَقَالَ : اْلآنَ يَا عُمَرُ
“Sesungguhnya engkau
wahai Rosululloh, adalah orang yang paling aku cintai daripada segala sesuatu
selain diriku sendiri.” Nabi bersabda, ‘Tidak, demi
Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu
sendiri’. Maka Umar berkata kepada beliau, ‘Sekarang ini engkau lebih aku
cintai daripada diriku sendiri.’ Maka Nabi bersabda, ‘Sekarang (telah sempurna
kecintaanmu (imanmu) padaku) wahai Umar.” (HR. Bukhari VI/2445 no.6257)
Itu artinya tidak akan
sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai Rosululloh melebihi dirinya sendiri. Cinta itu bukti
bukan hanya janji apalagi hanya sebatas puisi. Bukti cinta itu haruslah dengan
perbuatan, tidak cukup hanya dengan karangan bunga apalagi cuma karangan
cerita. Jika lisan kita telah mengatakan cinta terhadap Rosul maka sudah
seharusnya tingkah laku kita pun harus sesuai dengan apa yang telah dicontohkan
beliau , Alloh berfirman:
,
{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي
رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ
وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا}
“Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rosululloh itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Alloh dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Alloh” (QS al-Ahzaab:21)
Apa-apa yang disukai dan
diperintahkan Rosul harus kita jalankan meskipun terasa berat dilaksanakan, dan
sebaliknya apa-apa yang tidak disukai bahkan yang dilarang Rosul harus kita
tinggalkan meskipun terasa menyenangkan jika kita lakukan. Saudaraku, perlu
kita ketahui bahwasannya di akhirat kelak kita akan dikumpulkan bersama
orang-orang yang kita cintai.
Shahabat Anas bin Malik yang menggambarkan kegembiraan para shahabat
ketika mendengar sebuah sabda Rosululloh , Anas bin Malik berkata,
“Maka kami (para shahabat) tidak pernah merasakan suatu kegembiraan setelah
(kegembiraan dengan) Islam melebihi kegembiraan kami tatkala mendengar sabda Rosululloh
, “Engkau (akan dikumpulkan di
surga) bersama orang yang kamu cintai”. Maka aku mencintai Nabi , Abu bakar dan Umar , dan aku berharap akan bersama
mereka (di surga nanti) dengan kecintaanku kepada mereka meskipun aku belum
mampu melakukan seperti amal perbuatan mereka” (Mutafaqun ‘alaih)
Jika kita memang
mencintai maka buktikanlah dengan ketaatan dan jangan sekali-kali kita
melakukan pengkhianatan dengan kemaksiatan diantaranya dengan melakukan hal-hal
yang dibenci serta dilarang Alloh dan RosulNya, semoga kita termasuk
orang-orang yang dikumpulkan bersama Rosululloh di jannah
Nya kelak. (iwn)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan ber-koment-ria di sini! :)