Amru Khalid
Ketika ketaatan berubah menjadi sekedar rutinitas maka berkuranglah rasa ketaatan dalam beribadah tersebut, idealnya setiap berangkat ke masjid, mengenakan hijab, atau aktivitas lainnya hendaklah selalu mengingat niat kita agar semangat dan keikhlasan kita baru kembali.
Imam Ibnu Taimiyah
Apa yang bisa dilakukan musuhku terhadapku? Taman dan kebunku ada di dadaku, jika aku pergi ia selalu bersamaku dan takkan meninggalkanku, jika aku dipenjara maka itulah khalwatku, jika aku dibunuh maka itulah syahidku, jika aku diusir dari negeri maka itulah tamasyaku.
Imam Ahmad
Jika suatu hari engkau sedang sendiri maka janganlah berkata, "aku tengah sendiri" tapi hendaklah engkau mengatakan bahwa engkau selalu berada di bawah pengawasan Allah.
Kalau Cinta Jangan Mengkhianati!
9/12/2012
muslimisME
No comments
Oleh: Mas Iwan
Cinta merupakan salah satu anugerah terindah dari Alloh kepada hambaNya. Cinta memang susah
dilukiskan, tak dapat diungkapkan namun kehadirannya dapat dirasakan oleh
setiap orang. Tabiat seseorang yang mencintai adalah melakukan segala hal demi
membahagiakan orang yang dicintainya tersebut, dan sebaliknya ia akan
senantiasa menjauhi hal-hal yang dibenci oleh orang yang dicintainya.
Dalam Islam, Rosululloh mengajarkan kita untuk mencintai beliau
melebihi diri kita sendiri. Dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan, bahwa Umar
bin Khathab berkata kepada Nabi :
لأَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ
مِنْ نَفْسِيْ . فَقَالَ : لاَ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ
إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ . فَقَالَ : لَهُ عُمَرُ : فَإِنَّكَ اْلآنَ أَحَبُّ إِلَيَّ
مِنْ نَفْسِيْ . فَقَالَ : اْلآنَ يَا عُمَرُ
“Sesungguhnya engkau
wahai Rosululloh, adalah orang yang paling aku cintai daripada segala sesuatu
selain diriku sendiri.” Nabi bersabda, ‘Tidak, demi
Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu
sendiri’. Maka Umar berkata kepada beliau, ‘Sekarang ini engkau lebih aku
cintai daripada diriku sendiri.’ Maka Nabi bersabda, ‘Sekarang (telah sempurna
kecintaanmu (imanmu) padaku) wahai Umar.” (HR. Bukhari VI/2445 no.6257)
Itu artinya tidak akan
sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai Rosululloh melebihi dirinya sendiri. Cinta itu bukti
bukan hanya janji apalagi hanya sebatas puisi. Bukti cinta itu haruslah dengan
perbuatan, tidak cukup hanya dengan karangan bunga apalagi cuma karangan
cerita. Jika lisan kita telah mengatakan cinta terhadap Rosul maka sudah
seharusnya tingkah laku kita pun harus sesuai dengan apa yang telah dicontohkan
beliau , Alloh berfirman:
,
{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي
رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ
وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا}
“Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rosululloh itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Alloh dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Alloh” (QS al-Ahzaab:21)
Apa-apa yang disukai dan
diperintahkan Rosul harus kita jalankan meskipun terasa berat dilaksanakan, dan
sebaliknya apa-apa yang tidak disukai bahkan yang dilarang Rosul harus kita
tinggalkan meskipun terasa menyenangkan jika kita lakukan. Saudaraku, perlu
kita ketahui bahwasannya di akhirat kelak kita akan dikumpulkan bersama
orang-orang yang kita cintai.
Shahabat Anas bin Malik yang menggambarkan kegembiraan para shahabat
ketika mendengar sebuah sabda Rosululloh , Anas bin Malik berkata,
“Maka kami (para shahabat) tidak pernah merasakan suatu kegembiraan setelah
(kegembiraan dengan) Islam melebihi kegembiraan kami tatkala mendengar sabda Rosululloh
, “Engkau (akan dikumpulkan di
surga) bersama orang yang kamu cintai”. Maka aku mencintai Nabi , Abu bakar dan Umar , dan aku berharap akan bersama
mereka (di surga nanti) dengan kecintaanku kepada mereka meskipun aku belum
mampu melakukan seperti amal perbuatan mereka” (Mutafaqun ‘alaih)
Jika kita memang
mencintai maka buktikanlah dengan ketaatan dan jangan sekali-kali kita
melakukan pengkhianatan dengan kemaksiatan diantaranya dengan melakukan hal-hal
yang dibenci serta dilarang Alloh dan RosulNya, semoga kita termasuk
orang-orang yang dikumpulkan bersama Rosululloh di jannah
Nya kelak. (iwn)
Jika Alloh Menghendaki Kalian Pasti Menang
9/11/2012
muslimisME
No comments
Oleh: Ustadz Ibnu Hasan At Thobari
ولو يشاء الله لانتصر منهم ولكن ليبلوا بعضكم بعضا ..
Sekiranya Alloh menghendaki niscaya Dia membinasakan
mereka, tapi Dia hendak mengujimu antara satu dengan yang lain (Q.S. muhammad: 4)
Sebagian kaum muslimin kadang dihinggapi perasaan ciut
nyali dengan gertakan orang-orang kafir karena mereka mengira tidak ada lagi
yang mampu menegakkan Islam ini, sebab disaat kaum muslimin akan bangkit untuk
menegakkan Dinullah maka saat itu juga kesesatan dan kesyirikan bersatu
memadamkan kembali cahaya agama ini.
Ini namanya su’udzdzan bilLaah, kita
"menganggap" seolah orang-orang kafir itu dengan kemajuan
teknologinya dan kekuatan militer serta persenjataannya akan mampu mengalahkan Alloh
Rabbul 'Alamin.
Coba kita buka dan baca al-qur'an, apakah kita lupa dengan
nasib kaum 'aad, tsamud dan penduduk rass? Kaum 'aad
adalah masyarakat yang sangat maju di zamannya mereka adalah super power,
dengan ilmu dan teknologinya mereka telah mampu memahat rumah-rumah dari cadas
gunung berbatu, seraya berkata dengan belagu: "adakah yang lebih kuat dan
lebih hebat dari kami?"
Apa yang terjadi setelah itu?
Alloh kirimkan badai yang lebih dahsyat dari kekuatan
mereka, sehingga badai tersebut menerbangkan salah seorang diantara mereka ke
langit lalu dihempaskan ke bumi sehingga pecah kepalanya, lalu angin masuk
kedalam tubuhnya dan menyeret isi perutnya hingga seperti batang pohon kurma
yang kosong. Dan azab itu tidak menyisakan satu orangpun diantara mereka
Ketika Alloh hendak membinasakan penduduk sebuah negeri yang telah membunuh seorang mu'min dari keluarga Yasin, Alloh
berfirman:
وما أنزلنا على قومه من بعده من جند من السماء وما كنا منزلين
* إن كانت إلا صيحة واحدة فإذاهم خامدين
(Dan setelah dia meninggal) .. Kami tidak menurunkan satu
pasukan pun dari langit kepada kaumnya, dan Kami tidak perlu menurunkannya, tidak
ada siksa bagi mereka melainkan dengan satu teriakan saja maka seketika itupun
mereka mati binasa (Q.S. yasin: 28-29)
Sungguh sangat mudah bagi Alloh menurunkan satu pasukan
dari langit tapi cukup bagi Alloh mengutus satu malaikat saja kepada mereka
yaitu malaikat Jibril ‘alaihissalam lalu malaikat yang mulia ini
berteriak dengan satu teriakan yang menjadikan jantung mereka copot dan modar
kojor koid seketika itu juga ..
Sangat mudah bagi Alloh membinasakan orang-orang kafir,
akan tetapi Alloh ingin menguji orang-orang mu'min dengan keberadaan
orang-orang kafir dan menguji orang-orang kafir dengan adanya orang-orang
mu'min sebagaimana Alloh Firmankan didalam surah muhammad ayat 4 diatas. Apa
tujuannya? Ulama mengatakan agar ada jihad, agar ada pengorbanan, agar ada mati
syahid dari fihak orang mu'min sehingga dengannya Alloh akan meninggikan
derajat mereka, memuliakan maqam mereka dan menjadikan mereka menjadi hamba
yang dekat kepadaNya. Sementara bagi orang-orang kafir bagi mereka dua
keburukan yaitu kekafiran dan perbuatan menghalangi manusia dari jalan Alloh
yang dengannya mereka peroleh kehinaan mendapatkan tempat didasar neraka.
Kita ingat tentang kisah tongkatnya Nabi Musa alaihissalam
yang berubah menjadi ular yang besar dan ganas menghabisi ular-ular kecil
tukang sihir fir'aun. Sungguh sangat mudah bagi Alloh untuk sekaligus
menghabisi fir'aun dengan ular jelmaan tongkat Nabi Musa alaihissalam itu, akan
tetapi Alloh berkehendak lain yaitu menjadikan peristiwa itu sebagai ujian dan
agar benturan antara yang haq dengan yang bathil tetap berlangsung dan tidak
berhenti disitu ..
Sekiranya Alloh menghendaki niscaya Dia membinasakan
mereka, tapi Dia hendak mengujimu antara satu dengan yang lain, dan orang-orang
yang gugur di jalan Alloh, Alloh tidak akan menyia-nyiakan amal mereka, Alloh
memberi petunjuk kepada mereka dan memperbaiki kondisi mereka dan memasukkan
kedalam surga yang telah diperkenalkanNya kepada mereka (Q.S. muhammad: 4-6)
Alloh Maha Kuasa menghancurkan musuh-musuhNya tanpa harus
ada jihad, tanpa pengorbanan dan tanpa mati syahid dari fihak kaum mu'minin
sebagaimana Alloh Maha Kuasa memberikan hidayah kepada seluruh manusia tanpa
kecuali tanpa ada usaha keras dari para da'i karena sesungguhnya Alloh yang
menguasai hati semua manusia sebagaimana FirmanNya:
ولو شئنا لآتينا كل نفس هدىها
Dan jika Kami mau niscaya Kami berikan setiap jiwa hidayah
baginya (Q.S. assajadah: 13)
ولو شاء ربك لآمن من فى الأرض جميعا
Jika Rabbmu menghendaki tentulah beriman semua orang di
bumi seluruhnya (Q.S. yunus: 99)
Namun Alloh senang melihat para da'i bekerja keras dalam
rangka menuntun manusia, berjihad dengan harta dan jiwa mereka menegakkan agama
Alloh, lalu Alloh berikan mereka ganjaran pahala yang agung, dan Alloh Yang
Maha Tau Dan Maha Bijaksana punya tujuan dalam semua peristiwa dan semua urusan
hamba-hambaNya ..
Wallaahu yaquulul haqqa wa huwa yahdis sabiil .. (iwn)
Mereka yang Kaya karena Menjual dengan Harga Murah
9/04/2012
muslimisME
No comments
Oleh: Mas Iwan
Wanita
adalah mahluk yang diciptakan Alloh dengan segala
keunikannya, betapa tidak? Secara fisik mereka ditakdirkan tidak lebih kuat
dari pada pria namun kenyataannya tidak selalu wanita dapat dikalahkan oleh
pria. Dalam kehidupan nyata tidak sedikit kaum pria
yang bertekuk lutut di hadapan wanita. Seolah mereka lupa akan kekuatan fisik
yang mereka miliki.
Berbicara
mengenai wanita, di bumi ini tidak ada satu agamapun yang menghargai dan
memuliakan wanita melebihi ISLAM. Islamlah
yang senantiasa melindungi kehormatan dan hak-hak wanita dengan sangat adil
meskipun tidak sedikit dari mereka (para wanita) karena kebodohannya justru
menentang perlakuan adil tersebut. Bahkan menganggap bahwa Islam adalah agama
yang diskriminatif terhadap hak-hak dan kebebasan wanita.
Salah satu hal yang paling sering
dijadikan tuduhan diskriminasi Islam terhadap wanita adalah mengenai kewajiban
mengenakan kerudung hijab seperti yang
difirmankan Alloh dalam Al Quran berikut:
“Katakanlah kepada wanita-wanita
beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan
mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa)
nampak daripadanya.’” (Qs. An-Nuur:
31)
Dan firman-Nya,
“Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah
mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Qs. Al-Ahzaab: 59)
Dan sabda Rosululloh berikut:
“Wanita itu adalah aurat, jika ia
keluar rumah, maka syaithan akan menghiasinya.” (Hadits shahih. Riwayat Tirmidzi)
“Ada dua golongan dari penduduk
neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti
ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi
telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita
seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun
baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
Dan banyak lagi keterangan mengenai
kewajiban berhijab bagi wanita dan ancaman jika tidak berhijab. Namun seiring
dengan berubahnya zaman, seakan kini kewajiban menutup aurat bagi wanita tidak dianggap
sebagai hal yang penting atau bahkan mungkin ancaman Alloh dan Rosul-Nya
dianggap sebatas main-main saja? Wal’iyadzubillah. Acapkali kita
menyaksikan di media-media banyak sekali wanita-entah itu selebriti, model,
atau orang umum sekalipun-yang “mengobral” aurat mereka demi mendapatkan secuil
kekayaan duniawi. Mereka menjadi kaya dan terkenal karena “keberaniannya”
memamerkan apa yang mereka miliki (baca: aurat) ke semua orang. Sepertinya gemerlap
kehidupan dunia dan segala kemewahannya telah mengalahkan janji dan ancaman
Alloh .
Jika kita cermati perumpamaan dunia
dibandingkan akhirat tidaklah seberapa, bahkan dalam sebuah hadist riwayat Imam
Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah disebutkan Rosululloh bersabda, “Dunia ini dibanding akhirat
tiada lain hanyalah seperti jika seseorang diantara kalian mencelupkan jarinya
ke lautan, maka hendaklah dia melihat air yang menempel di jarinya setelah dia
menariknya kembali.”
Sungguh sangat ironis jika kita tahu
bagaimana kedudukan dunia dibanding akhirat tetapi tidak sedikit dari kita
(terutama para wanita) yang dengan “suka rela” mengorbankan akhiratnya hanya
untuk kesenangan dunia yang tidak seberapa. Secara materi dunia mereka kaya dan
bahkan memiliki segalanya tetapi mereka lupa bahwa mereka telah menghargai diri
(baca: aurat) mereka dengan begitu murahnya. Segala sesuatunya akan dimintai
pertanggungjawaban di hari akhir kelak dan siapakah yang lebih teliti
perhitungannya melebihi Alloh ? wallohu a’lam bisshowab. (iwn)
Referensi hadist:
Copas dari artikel di http://rumaysho.com/belajar-islam/muslimah/1613-wanita-yang-berpakaian-tapi-telanjang-sadarlah.html juga di http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/kemuliaan-qanaah.html
Sudahkah Kita Berbakti Kepada Orang Tua?
9/03/2012
muslimisME
1 comment
Oleh: Mas Iwan
Ada sebuah kisah nyata, pada suatu hari seorang ibu sedang
bercengkerama dengan anak-anaknya yang sedang asyik belajar. Ia memberikan buku
gambar dan krayon kepada anak bungsunya yang masih berusia 4 tahun. Tentunya agar
si bungsu tidak mengganggu kakak-kakaknya. Tiba-tiba dia teringat belum menyiapkan makan siang untuk bapak mertuanya. Seorang
kakek tua sakit-sakitan yang tinggal di salah satu paviliun yang terpisah dari
bangunan rumah utama.
Sehari-hari
sang istrilah yang lebih banyak mengurus Bapak mertuanya. Ia mengurusnya
sebisanya, suaminya pun cukup puas dengan apa yang dilakukan sang istri untuk
ayahnya yang tidak bisa keluar dari ruangan karena kesehatan yang semakin
menurun.
Si
istri segera menyiapkan makanan dan mengantarkannya sendiri. Ia juga menanyakan
apakah ada hal lain yang ia minta. Setelah beres ia kembali menemani
anak-anaknya. Ia memperhatikan si bungsu yang sedang menggambar kotak segi
empat dengan garis-garis di dalamnya. Sepertinya ia sedang menggambar denah
rumah. “Adek sedang menggambar apa?” tanya ibu. “Ini gambar rumahku nanti kalau
sudah besar.” Jawabnya.
Kemudian
si Ibu menunjuk setiap ruangan sambil menanyakan, “Ini ruangan apa?” “Ini
dapur, ruang tamu, kamar tidur, ….” Kata si Bungsu bersemangat. Kemudian si Ibu
menunjuk gambar persegi empat yang terpisah dari denah utama, “Ruangan ini kok
ada di luar rumah?” Dengan polos si Bungsu menjawab, “Ruangan ini untuk ibu
nanti, Ibu tinggal disitu seperti Kakek yang tinggal di paviliun.”
Barulah
si Ibu tersadar dengan ucapan polos putranya. Ternyata selama ini ia dan
suaminya telah durhaka kepada orang tua. Ia bersyukur telah disadarkan oleh
putra bungsunya.
Dari Ibnu Umar berkata bahwa Rosululloh bersabda, “Berbaktilah kepada kedua orang tua,
niscaya anak kalian akan berbakti kepada kalian.” (H.R. Thabrani)