Sehari-hari sang istrilah yang lebih banyak mengurus Bapak mertuanya. Ia mengurusnya sebisanya, suaminya pun cukup puas dengan apa yang dilakukan sang istri untuk ayahnya yang tidak bisa keluar dari ruangan karena kesehatan yang semakin menurun.
Si istri segera menyiapkan makanan dan mengantarkannya sendiri. Ia juga menanyakan apakah ada hal lain yang ia minta. Setelah beres ia kembali menemani anak-anaknya. Ia memperhatikan si bungsu yang sedang menggambar kotak segi empat dengan garis-garis di dalamnya. Sepertinya ia sedang menggambar denah rumah. “Adek sedang menggambar apa?” tanya ibu. “Ini gambar rumahku nanti kalau sudah besar.” Jawabnya.
Kemudian si Ibu menunjuk setiap ruangan sambil menanyakan, “Ini ruangan apa?” “Ini dapur, ruang tamu, kamar tidur, ….” Kata si Bungsu bersemangat. Kemudian si Ibu menunjuk gambar persegi empat yang terpisah dari denah utama, “Ruangan ini kok ada di luar rumah?” Dengan polos si Bungsu menjawab, “Ruangan ini untuk ibu nanti, Ibu tinggal disitu seperti Kakek yang tinggal di paviliun.”
Barulah si Ibu tersadar dengan ucapan polos putranya. Ternyata selama ini ia dan suaminya telah durhaka kepada orang tua. Ia bersyukur telah disadarkan oleh putra bungsunya.
Dari Ibnu Umar berkata bahwa Rosululloh bersabda, “Berbaktilah kepada kedua orang tua, niscaya anak kalian akan berbakti kepada kalian.” (H.R. Thabrani)
Dikutip dari majalah arrisalah Vol. X No. 3 Ramadhan-Syawal 1432 H/September 2010 (dengan perubahan seperlunya) –iwn--